Hidup kadang butuh liku-liku sebagai seninya.
Allah telah mengaturnya memang. Karier,
kesehatan, usia, keluarga, jodoh, kematian, kesakitan, perasaan, dan hal
menyedihkan pun jadi salah satu bagian kehidupan. Suka atau tidak, ya...
semuanya sudah menjadi bagian yang mau tidak mau harus kau lewati sebagai
bagian dari perjalanan hidupku. Meski rasanya tak karuan, meski kadang terasa
menyesakkan, meski kadang kau merasa ini seakan “tak adil”, dan meski kau
merasa tak jauh lebih baikan setelah melewatinya sesuai yang sudah digariskan. Yaaa...
itulah kehidupan.
Saat kau melihat sekelilingmu
bahkan teman terdekatmu jauh lebih mengasyikkan kehidupannya dibanding dengan
kehidupanmu, percayalah, mereka juga pasti mengalami “roller coaster” yang sama kehidupannya denganmu. Hanya saja mereka
masih mampu mengatasinya tanpa banyak mengeluh seperti yang nampak di luarnya. Ketika
kau bertemu dengan mereka, mereka masih bisa tertawa bukan meratapi bahkan
mengeluhkan apa yang sedang ia alami, bukan berarti dia tak memiliki hidup yang
rumit seperti yang kau bayangkan.
Ada yang takdirnya baik meski tak
perlu bersakit-sakit memperjuangkan kebahagiaannya. Ada pula yang tak selamanya
diizinkan oleh Allah menerima kebaikan meski ia berusaha setiap hari menggapai
mimpi tanpa henti.
Lalu untuk apa kau iri? Untuk apa
kau protes? Untuk apa pula kau terus mengeluh? Apa dengan irimu itu bisa lantas
mengubah hidupmu jadi lebih indah berwarna bak cerita dongeng saat kau masih
balita? Apa dengan protesmu lantas Allah mengasihanimu dan memberikan
keinginanmu dalam sekejap padahal melaksanakan perintahNya saja kau selalu
bilang “nanti”? apa dengan keluhmu juga orang lain lantas memberikanmu kebahagiaan
lebih dengan empati juga simpatinya padamu?
Sadarlah.... hidupmu adalah
anugerah terindah dari Dia sang Maha Pencipta. Mungkinkau tak merasa, tapi
banyak di luar sana menganggapmu jauh lebih beruntung dibanding kehidupan
mereka. Meski mereka tak pernah tahu seberapa berat kau harus menjalani
hidupmu, seberapa kuat kau harus menghilangkan rasa “trauma” mu, seberapa
sering kau tertidur meski air mata masih menggantung di ujung matamu, dan
seberapa kuat usahamu membangun intuisimu menjadi nyata bukan hanya isapan
jempol dan mimpi indah belaka. Allah sudah mengatur semuanya. Kau ikuti saja
alurnya, sambil sesekali kau usahakan halterbaik yang mampu kau usahakan untuk
ke depannya.
Hidup ini mudah sesungguhnya,
hanya saja keinginanmu melalui bisikan setan dalam berbagai rupalah yang
membuatmu merasa sulit. Hingga kau jadi terasa sesak dan sulit untuk bergerak
ke depannya. Letihmu kelak jika tak terbayar hari ini, maka Allah akan bayarnya
nanti di dunia yang lainnya. Bersabar lah sedikit meski tak mudah, berusahalah
lebih keras meski terasa sulit di hati dan di pikiran yang kau rasa, ikhlaslah
lebih luas meski kadang rasa “terpaksa”tetap menghantui di belakangnya, dan
tawakallah meski kadang kau merasa imanmu sedang berada di paling ujung titik
terbawahnya.
Kuncinya.... jalani saja
sebaik-baiknya perjalanan kehidupan olehmu. Lupakan rasa apapun itu yang
membuatmu terbelenggu bahkan bernapas saja pun terasa tidak lagi ada makna yang
bermutu. Sandarkan pengaharapanmu, mimpimu, bahkan anganmu padaNya. Jika kau
tidak merasanya saat inni, nanti yang merasanya bisa jadi anakmu nanti,
kemenakanmu nanti,atau bahkan generasi cucu cicitmu nanti. Hidup tak selamanya
mewah, cinta indah, karier gemilang, badan dan wajah rupawan, bak cerita fiksi
Korea yang biasa kau tonton seharian.
Allah sebaik-baik skenario kehidupan. Percayalah saja itu!!!