Rabu, 21 September 2016

Be Nice in Ur Simple Life

Hidup kadang butuh liku-liku sebagai seninya.

Allah telah mengaturnya memang. Karier, kesehatan, usia, keluarga, jodoh, kematian, kesakitan, perasaan, dan hal menyedihkan pun jadi salah satu bagian kehidupan. Suka atau tidak, ya... semuanya sudah menjadi bagian yang mau tidak mau harus kau lewati sebagai bagian dari perjalanan hidupku. Meski rasanya tak karuan, meski kadang terasa menyesakkan, meski kadang kau merasa ini seakan “tak adil”, dan meski kau merasa tak jauh lebih baikan setelah melewatinya sesuai yang sudah digariskan. Yaaa... itulah kehidupan.
Saat kau melihat sekelilingmu bahkan teman terdekatmu jauh lebih mengasyikkan kehidupannya dibanding dengan kehidupanmu, percayalah, mereka juga pasti mengalami “roller coaster” yang sama kehidupannya denganmu. Hanya saja mereka masih mampu mengatasinya tanpa banyak mengeluh seperti yang nampak di luarnya. Ketika kau bertemu dengan mereka, mereka masih bisa tertawa bukan meratapi bahkan mengeluhkan apa yang sedang ia alami, bukan berarti dia tak memiliki hidup yang rumit seperti yang kau bayangkan.
Ada yang takdirnya baik meski tak perlu bersakit-sakit memperjuangkan kebahagiaannya. Ada pula yang tak selamanya diizinkan oleh Allah menerima kebaikan meski ia berusaha setiap hari menggapai mimpi tanpa henti.
Lalu untuk apa kau iri? Untuk apa kau protes? Untuk apa pula kau terus mengeluh? Apa dengan irimu itu bisa lantas mengubah hidupmu jadi lebih indah berwarna bak cerita dongeng saat kau masih balita? Apa dengan protesmu lantas Allah mengasihanimu dan memberikan keinginanmu dalam sekejap padahal melaksanakan perintahNya saja kau selalu bilang “nanti”? apa dengan keluhmu juga orang lain lantas memberikanmu kebahagiaan lebih dengan empati juga simpatinya padamu?
Sadarlah.... hidupmu adalah anugerah terindah dari Dia sang Maha Pencipta. Mungkinkau tak merasa, tapi banyak di luar sana menganggapmu jauh lebih beruntung dibanding kehidupan mereka. Meski mereka tak pernah tahu seberapa berat kau harus menjalani hidupmu, seberapa kuat kau harus menghilangkan rasa “trauma” mu, seberapa sering kau tertidur meski air mata masih menggantung di ujung matamu, dan seberapa kuat usahamu membangun intuisimu menjadi nyata bukan hanya isapan jempol dan mimpi indah belaka. Allah sudah mengatur semuanya. Kau ikuti saja alurnya, sambil sesekali kau usahakan halterbaik yang mampu kau usahakan untuk ke depannya.
Hidup ini mudah sesungguhnya, hanya saja keinginanmu melalui bisikan setan dalam berbagai rupalah yang membuatmu merasa sulit. Hingga kau jadi terasa sesak dan sulit untuk bergerak ke depannya. Letihmu kelak jika tak terbayar hari ini, maka Allah akan bayarnya nanti di dunia yang lainnya. Bersabar lah sedikit meski tak mudah, berusahalah lebih keras meski terasa sulit di hati dan di pikiran yang kau rasa, ikhlaslah lebih luas meski kadang rasa “terpaksa”tetap menghantui di belakangnya, dan tawakallah meski kadang kau merasa imanmu sedang berada di paling ujung titik terbawahnya.
Kuncinya.... jalani saja sebaik-baiknya perjalanan kehidupan olehmu. Lupakan rasa apapun itu yang membuatmu terbelenggu bahkan bernapas saja pun terasa tidak lagi ada makna yang bermutu. Sandarkan pengaharapanmu, mimpimu, bahkan anganmu padaNya. Jika kau tidak merasanya saat inni, nanti yang merasanya bisa jadi anakmu nanti, kemenakanmu nanti,atau bahkan generasi cucu cicitmu nanti. Hidup tak selamanya mewah, cinta indah, karier gemilang, badan dan wajah rupawan, bak cerita fiksi Korea yang biasa kau tonton seharian.

Allah sebaik-baik skenario kehidupan. Percayalah saja itu!!!