Kamis, 18 Mei 2017

My first Cosmetics Fivot

Assalammu’alaikum gaes... 😊

Udah lama kayaknya gak corat coret di blog. Oke dalam beberapa kesempatan nanti aku akan coba me-review tentang apa aja produk kecantikan yang pernah kupakai selama ini. Maklum, semenjak berkarier dan merasakan nikmat Allah untuk mencicipi hasil gaji, aku pernah beberapa kali atau lebih tepatnya nyoba-nyoba produk kecantikan selama 2 tahun belakangan ini. Kodrat wanita lah ya, pengen banget tampil “CANTIK” dan “KINCLONG” aka “GLOWING_2” gitu kek artis-artis di tipi. Padahal mah klo kalian mau tau, ”cantik itu gak mesti wajah kok, hati juga gak kalah penting” #sok bijak 😝 Oke ku mulai review pertamanya ya gaes semoga berkenan.

Sebelumnya aku belum pernah pake obat apa-apa nih gaes. Aku Cuma biasa pake produk PONDS dari mulai facial wash sampe pelembab nya. Produk ini bertahan selama aku kuliah, ya.... kurang lebih sekitar 4 tahunan lah setia nemenin plus nempel di wajahku dalam setiap kesempatan kapanpun. Produk ini termasuk aman dan sama sekali gak berbahaya loh gaes. Aman dan gak berbahaya ke wajah kita dan yang paling penting lagi ke kantung mahasiswa. Wkwkwk... 😜 u know lah gaes, klo mahasiswa kek apa budget jajannya. Harus irit mepet-mepet pelit lah. Hahaha 😁 😃

Setelah memasuki masa skripsi, dan semakin glow-ing nih muka (glow-ing nya kategori dark loh gaes) aku mulai lah cari-cari reference ke temen-temen yang uda mulai keceh sejak awal #telattttt...😁 untuk nanya-nanya produk kosmetik mereka selama ini apa. Karena saat skripsian, kulit wajah suram sekali gaes. Suram karena ruwet mikirin penelitian, ruwet ngerjain arahan dosen yang kadang ku suka gak ngerti maksudnya (ndablek banget yaaa 🙈), dan suram karena paparan sinar UV yang membuat aku mau gak mau mesti keluar tengah hari bolong saat matahari lagi senyum terik-teriknya. Yapz... itu semua kulakukan demi memenuhi kebutuhan mahasiswa saat skripsi yang entah mengapa lebih besar pasak daripada tiang-klo istilahnya sih mah dan demi janji kepada dospemb tercinta agar lekas menjadi alumni segera.

Yaaaa... ternyata PONDS sudah lelah di wajahku nih gaes. Dia gak bisa menangkal kejamnya sang surya yang murah senyum sangat saat tengah hari bolong. And I make a conclu that i need another cosmetics supaya bisa mengatasi suram di wajahku ini gaes. Lalu gak lama berselang dengan berbekal facial wash dan cream pelembab yang sama yakni PONDS, kutambahkan lah penggunaan night cream darisebuah klinik kecantikan di daerah Kab. Tangerang. Entahlah dapat ilham apa aku sampai harus bela-belain kesana buat beli creamnya. Night creamnya racikan dari dokter klinik kecantikan tersebut (klo gak salah namanya dr. E. Maskun). Cream ini diberi kode CB-2 cream oleh kliniknya. Oya kliniknya namanya FIVOT lokasinya deket deket-deket gading serpong yang mau ke arah Karawaci (dokumentasi kliniknya hilang gaes karena hape yang dulu ilang juga 😢


ini loh creamnya. itu bekas 2 tahun lalu jadi wajar klo packednya jelek

Klinik FIVOT ini bagus banget gaes, creamnya jugak. Bikin muka lebih bersih, ngilangin acne dan yang paling penting, dese ampuh banget klo ditotolin ke active acne kita. 2 hari kemudian acne ang kita kasiin cream tsb pasti minggat gaes. I’m so happy to consume that night cream gaes!!! 😍 Oiya, pasti kalian ada yang bertanya-tanya kenapa pulak ku harus kesana, dapet darimana recomend nya dan ngapain mesti disana. 

Yapz... klinik ini ada juga cabangnya gaes tepatnya di Kota Bumi Tangerang. Aku kenal klinik ini dari recomend tetanggaku yang juga pake ini sebelumnya. Pengen kek dia glowing-2 gimana gitu wajahnya, ku tanyalah ke dia apa secretnya and i found that clinic at Kab. Tangerang. Kenapa pula ku pilih yang disana, karena akses ku mengajar private saat itu searah kesana jadi gak kerja dua kali buat tiap beli creamnya. Sebenarnya sih, kalian mesti konsul dulu sama dokternya, Cuma karena tipe kulit wajahku sama dengan tetanggaku maka akupun tinggal pesan cream yang sama yang dipake tetanggaku itu. 

FYI : kalau first cost biasanya kalian bakal disuruh konsul sama dokternya dulu, biaya konsul gratis dan kalian akan diminta data pribadi sbg database mereka. Jadi tiap kalian mau nebus creamnya kalian wajib and mesti ditanya atas nama pasien siapa baru bakal dapet creamnya. Berhubung dulu tetangga ku pake data ku saat beli cream disana dengan jumlah banyak karena dese mau buat stock selama dines ke luar kota, jadinya pas aku beli dan nebus disana namaku udah ada dalam database pasien kliniknya.

Night creamnya di banderol sekitar 80k pas tahun 2013. Namun seiring dengan berjalannya waktu, creamnya tersebut naik jadi 95k/kotaknya pas tahun 2014. Aku make cream ini sekitar 1 tahunan gaes. Dan saat itu kulitku bersih tapi gak glowing loh, Cuma bersih aja dari acne-2 yang bandel. Ku stop cream ini di tahun 2015 karena gak sanggup pergi jauh-jauh banget Cuma buat nebus cream nya doang karena area privateku jd pindah ke Bintaro dan cukup mager buat kesana belinya. 45 menit sekali jalan naik motor dengan kecepatan sedang, cukup mayan nyita waktu n tenaganya kan gaes??? Dan di tahun 2015 ku niatkan diri mencari produk kecantikan yang baru yang bisa terjangkau oleh rumahku.

Daaannn.... ku pilih lah ERHA sebagai the next beauty product untukku....


*****BERSAMBUNG*****

Rabu, 22 Februari 2017

Dahsyatnya Shalat Dhuha

Rabu, 4 Januari 2017

Hari itu aku mengantar Mama dan Mamas untuk melakukan Vaksin Meningitis ke KKP Soekarno Hatta, Cengkareng (Kantor Kesehatan Pelabuhan). Kami cukup mengikuti petunjuk arah jalan saat memasuki area Bandara Soetta yang menunjuk ke arah “Lounge Umroh” untuk bisa sampai di lokasi yang kami ingin tuju. Saat itu aku mendaftar via online sehingga antrean untuk memulai vaksin untuk peserta online baru dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Kami tiba disana pukul 08.30 WIB sehingga masih ada waktu 1,5 jam lagi untuk kami memulai vaksin. Kami pun memutuskan untuk menunggu dan menghabiskan 1,5 jam tersebut di area Masjid yang terletak di sebelah KKP. Masjidnya bersih, besar, nyaman,rapi, dan juga wangi. Kupandangi seluruh area Masjid, mungkin nanti seperti itulah keindahan Masjidil Haram saat nantinya Allah memanggilku dan memperkenanku mendatangi rumahNya di Mekkah saat Umroh nantinya. Ya.... mungkin sebentar lagi hal itu akan dirasa Mama dan Mamas bulan depan, lain halnya denganku yang masih belum tahu kapan kesananya. “Ah... semoga segera juga dan tak perlu menunggu lama ya! Aamiin ya Rabbal ‘alamiin,” gumamku dalam hati.

Mendekati pukul 10.00 WIB, tepatnya pukul 09.50 WIB pun kami berpindah menunggu antrean untuk kami ke KKP Bandara Soetta. Saat menunggu di ruang antre, tetiba di sebelah Mama datang ibu bertanya sambil terengah-engah dan duduk di bangku sebelah Mama bertanya,

“Permisi bu, apa ibu tahu kantin kalau untuk beli roti disini dimana ya bu? Saya melihat ada beberapa orang disana beli roti, tapi saya tidak tahu belinya dan saat mau menanyakan orang tersebut saya tidak enak?”, Ibu itu bertanya sambil mengelap peluhnya.

“Mohon maaf bu, saya sendiri juga tidak tahu bu letak kantinnya dimana. Saya juga baru pertama kali kesini. Adek tahu?”, Mama pun menjawab sambil bertanya juga padaku.

“Aku juga nggak tahu Mah,” jawabku singkat.

Seketika Mama pun mengeluarkan bekal lontong kami yang masih tersisa saat berada di Masjid tadi dan menyodorkan pada Ibu tersebut seraya berkata,

“Ini bu, saya punya beberapa lontong, untuk Ibu saja silahkan. Kebetulan kami sudah kenyang makan ini sebagai bekal. Hitung-hitung buat ganjal perut meski tidak seberapa kenyang,” Mama menawarkan.

“Wah... Apa tidak merepotkan Bu? Tidak apa jika saya ambil lontongnya untuk saya makan? 

Kebetulan perut saya perih benar Bu. Saya tadi ke RS Fatmawati, katanya disana bisa vaksin tapi pas sampai sana tidak bisa. Terus saya ke Klinik daerah Bintaro, katanya disana juga bisa tapi saat sampai disana ternyata tidak bisa juga. Terus saya langsung menuju kemari untuk vaksin, padahal saya berangkat dari rumah ba’da subuh dan mbelum sarapan sama sekali tapi sudah harus kesana kemari,” begitu penjelasan Ibu tersebut.

“Iya bu, monggo saja. Kebetulan saya bawa banyak untuk bekal. Tinggal sisa segini, karena yang lainnya saya tinggal di mobil soalnya berat kalau dibawa semuanya,” kata Mama sambil menyodorkan kantung plastik berisi lontong.

“Terima kasih ya bu, alhamdulillah. Semoga Ibu dimudahkan urusannyadi dunia dan akhirat. Aamiin!”, ucapnya sambil berterimakasih.

“Aamiin ya Rabbal ‘alamiin,” jawab Mama.

***
Pelajaran dari percakapan tersebut:

Sebelum berangkat Mama mampir dulu di tukang lontong dan nasi uduk dekat rumah, beliau bilang ingin mampir untuk membeli lontong dan makanan untuk bekal disana. Jumlah makanan yang dibelinya cukup banyak. Ketika kutanya untuk apa beli banyak-banyak, lalu beliau menjelaskan beli banyak bukan hanya untuk kita, siapa tahu nanti bisa dibagi dengan pengunjung lain disana yang butuh.

Berbagi disini dimanapun tempatnya supaya Allah nantinya juga membagi apa yang Dia punya untuk kita, mungkin saja tidak Allah bagi disini langsung sebagai balasannya. Tapi entah kapan nanti, pasti Allah akan membalasnya jika kita ikhlas memberi. Kalaupun tidak kau rasakan saat ini, mungkin nanti kamu sebagai anak Mama ataupun cucu Mama ataupun keturunan Mama entah yang mana, Insya Allah akan mendapatkan manfaat dari niat berbagi ini.

Seketika ku diam seribu bahasa. Saat itu kupelajari bahwa rezeki itu lebih indah dan berkah jika kita ikhlas berbagi. Karena dalam firman Allah di Surat Hud ayat 6, bahwa Allah sudah menjamin rezeki setiap hambaNya. Jadi tak perlu ragu kalau-kalau kau kekurangan jika hanya berbagi makanan yang tak seberapa harganya. Bisa jadi pemberianmu itu adalah cara dari Allah memberikan rezeki dan mencukupkan rezeki atas umatNya yang lain tapi melalui kamu sebagai perantaraNya. Dalam firmanNya di Surat Ibrahim ayat 7, Allah menginginkan kita untuk bersyukur atas semua nikmat dan rezeki yang telah di anugerahkanNya pada kita, maka nantiNya Allah akan menambah lagi dari hasil rasa syukur akan rezeki kita. Maka berbagilah, karena dengan berbagi yang tak seberapa bisa jadi merupakan suatu jalan untuk membuka rezeki kita dari pintu lainnya.

***

Belum selesai kegiatan vaksin disana, setelah kejadian dengan Ibu tadi, aku pun belajar kehidupan secara langsung dari dia sang Mama sebagai guruku sendiri kala itu. Tetiba Ibu di sebelahku pun menanyakan nomor antrian kepada Mama. Dan akupun menjawab bahwa Mama dan Mamas ku menggunakan pendaftaran online sehingga tidak perlu menggunakan nomor antrian seperti pendaftar manual yang datang pagi. Si Ibu di sebelahku bertanya, apakah aku akan vaksin juga atau tidak. Kujelaskan bahwa aku kesana hanya mengantar Mamas dan Mama ku untuk vaksin karena aku yang mendaftarkan via online untuk mereka berdua. Karena yang akan berangkat umroh hanya mereka berdua, aku tidak. Ibu tadi pun mendoakan kelak aku bisa segera dipanggilNya untuk pergi umroh kesana, lalu ku aamiinkan dengan segenap hati. Kemudian tak lama beliau pun bercerita bahwa dirinya akan berangkat umroh 9 Februari 2017. Beliau mengisahkan tentang:

Kepergian umrohnya di sponsori sepenuhnya langsung oleh teman SMA nya. Teman SMA nya mendapatkan rezeki untuk berangkat umroh dari suami yang telah memenangkan tender proyek kerjanya lalu mengajak ia dan teman satu teman SMA lainnya. Masya Allah... sungguh nikmat Allah yang luar biasa katanya. Tak pernah sedikit pun dalam benaknya akan berangkat kesana memenuhi panggilanNya tanpa biaya sama sekali, apalagi kini beliau sudah tak lagi bersuami karena suaminya sudah lebih dulu menghadap Illahi jalan 3 tahun ini. Ibu tadi bercerita, bahwa mungkin ini jawaban Allah atas Shalat Dhuha nya yang rutin beliau lakukan karena dalam Dhuhanya beliau berdoa:

“Ya Allah... Panggilah aku untuk bisa berkunjung ke makam kekasihMu, Rasulullah SAW dengan caraMu ya Rabb!”

Tak pernah absen berdoa sesudah Dhuhanya, mungkin inilah jawabannya. Tak pernah beliau putus asa atas doa dalam Dhuhanya. Berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun beliau tak pernah absen atas Dhuhanya. Malah, makin kesini makin beliau rapatkan Dhuhanya, beliau tambahkan lagi rakaatnya, dari 2 menjadi 4, menjadi 6 lalu stabil dalam rakaat 8 yang tak pernah absen dilakukan. Ya... Allah menjawabnya sekarang. Tak sedikitpun biaya beliau keluarkan dalam kepengurusan keberangkatan umrohnya ini. Kemudahan membuat paspor, kemudahan membuat buku kuning (kegiatan vaksin akan mendapatkan buku kuning sesudahnya sebagai syarat keberangkatan menuju tanah suci), dan kesehatan juga kemudahan tanpa halangan rintangan yang berarti untuk mengurus segala sesuatu demi bisa menginjakkan tanah suci dan menjawab panggilan berkunjung ke makam Nabi Muhammad SAW.

Lalu beliau berpesan,

“Dhuha aja dek, biar Allah cepatkan kamu ikutan berkunjung kesana seperti ku dan seperti Mama juga Mamasmu. Insya Allah, Allah dengar, dan Insya Allah akan Allah jawab cepat. Asal kita berdoa dengan yakin, Insya Allah gak pernah Allah tunda-tunda lagi,” sarannya sangat berapi-api

“Aamiin ya Allah... Doakan istiqamah ya bu. Biar nular kayak Ibu,” jawabku tanpa terasa menetes air mataku mendengarkan ceritanya.

***

Pelajaran lagi hari ini, rezeki tak selalu melulu materi. Meskipun sudah Allah tetapkan setiap hambaNya akan suatu rezeki yang pasti, tapi dengan sunnah disamping menjalankan yang sudah kewajibannya, itulah cara membuka pintu rezeki dari tempat lainnya. Panggilan ke tanah suci, sejauh apapun materi kalau Allah belum memanggil, maka belum lah bisa kau mengunjunginya. Lain halnya, jika Allah sudah berkenan, maka tanpa secuil materi pun kita bisa menginjakkan kaki kita disana dengan cara yang bahkan tak bisa ternalar oleh pemikiran kita.
Memang... rezeki itu pasti, tapi untuk membuka rezeki lainnya, kita bisa mengusahakannya melalui ketukan pintu doa dari serentetan sunnahNya.


Mungkin tak langsung dijawabNya, tapi percayalah, di balik rentetan sunnah bahkan doa di dalamnya, akan Allah jawab pastinya. Mungkin jawabannya bukanlah hajat yang selama ini kita panjatkan, tetapi jawabannya adalah kemudahan yang selama ini kita rasakan. Mungkin itulah jawaban yang paling tepat untuk kita berdasarkan pilihan Allah atas semua doa dan sunnah kita. Rezeki dan nikmat tak selalu melulu materi. Bisa jadi, keselamatan berkendara, kemudahan mengurus segala hal, keselamatan dalam berbagai musibah yang ada di depan mata, keluarga sehat juga tubuh kita, dan kebahagiaan atas senyum tingkah laku keponakan yang kita lakukan, itulah salah satu nikmat dan rezeki yang Allah beri.

#FYI  Aku gak ngajak ibunya foto karena udah membleh dluan nangis. Anak cengeng emang :'(

Senin, 09 Januari 2017

Rabu 4 Januari 2017,

Pagi itu aku, Mama dan dua masku berangkat menuju KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Bandara Soetta, Cengkareng - Banten. Ba’da subuh aku beserta Mama sudah bersiap untuk berangkat kesana. Tak lama setelah kami bersiap, turunlah hujan deras sampai pukul 6.30WIB. Mas ku pun men-delay keberangkatan kami sembari menunggu hujan reda karena kalau naik mobil, tetesan hujannya pasti menghalangi pandangan dirinya saat mengemudi. Lokasi KKP Bandara Soetta sendiri ada di LOUNGE UMROH, kalian cukup ikutin aja petunjuk arah ke arah sana. Letaknya ada di sebelah kiri jalan dekat masjid gede area perkantoran Bandara Soetta, kalian bisa belok kiri sesudah melewati masjid besar tersebut, tempatnya persis ada di belakang kantor pos Bandara Soetta.
KKP Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng - Banten


Oh iya, keberangkatan kami menuju KKP adalah untuk menjalankan vaksin meningitis yang dilakukan para calon peserta jamaah umroh. Insya Allah, Mama dan Mas ku akan berangkat pertengahan Bulan Februari 2017. Vaksin meningitis sendiri bertujuan untuk meningkatkan imunitas (kekebalan tubuh) bagi para peserta haji dan umroh karena cuaca juga iklim beserta suhu di Mekah dan Madinah sangatlah berbeda, maka penting diadakan vaksin bagi kita peserta jamaah umroh dan haji dari Indonesia. Setelah kegiatan vaksin sendiri, nanti peserta jamaah akan mendapatkan surat/buku kecil berwarna kuning yang akan disetorkan kepada pihak travel sebagai salah satu jenis persyaratan sebelum keberangkatan jamaah. Biasanya peserta jamaah melakukan vaksin sekitar 2-3 minggu sebelum keberangkatan para jamaah ke tanah suci. Dan mulai tahun ini, vaksin meningitis akan berlaku selama 3 tahun (FYI: biasanya Cuma 2 tahun loh). Vaksin ini hanya bisa kalian dapatkan di KKP terdekat sesuai dengan domisili kita tinggal, karena rumahku lebih dekat ke Bandara Soetta, maka kami pun menuju kesana. Berikut ini daftar KKP yang menyediakanvaksin bagi para jamaah haji dan umroh.

Sebelumnya, vaksin juga bisa kita dapatkan di beberapa rumah sakit terdekat yang bekerja sama dengan pemerintah. Namun, saat ini hanya KKP saja yang menyediakan vaksin meningitis bagi para jamaah. Sebelumnya, tepat seminggu yang lalu hari Rabu 28 Desember 2016, kami mencoba untuk memproses vaksin di RS Fatmawati, karena berdasarkan informasi yang ku searchingdi internet, di RS tersebut bisa untuk vaksin tetapi sesampainya disana, ternyata RS Fatmawati sudah tidak lagi bisa untuk vaksin haji dan umroh. Vaksin haji dan umroh hanya bisa dilakukan oleh KKP yang ada di bandara dan pelabuhan saja. Jadilah hari itu, kami pulang dengan lengang tanpa hasil. Gak apalah, biar sambil belajar dan jalan-jalan, hehehe 😃.

Hhmm... mungkin karena ada kasus vaksin palsu yang sempat geger di awal sampai pertengahan tahun lalu kali ya, jadi izin memberikan vaksin bagi para jamaah saat ini hanya dilakukan oleh KKP di sekitar Bandara ataupun Pelabuhan.

Para jamaah yang akan di vaksin di KKP sendiri jumlah dibatasi loh. Hanya sekitar 250-300 jamaah yang akan dilayani vaksin, dengan dibagi kuota sekitar 250-an jamaah yang mendaftar secara walk ini dan 50-an jamaah yang mendaftar secara online. Jam operasional KKP Bandara Soetta sendiri buka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. FYI nih guys, para jamaah yang mendaftar secara walk in sudah datang dari pukul 05.30 WIB loh. Mereka sengaja datang pagi demi mendapatkan nomor antrian paling cepat. Karena nomor antrian di KKP Bandara Soetta ini akan diberikan, jika peserta jamaah sudah mengisi formulir pendaftaran yang berisi data-data dan surat pernyataan persetujuan vaksin dari pihak jamaah yang saat pengembalian ke meja pendaftaran juga sudah diselipkan beberapa persyaratan umum lainnya seperti:
  1. Foto copy paspor 1 lembar
  2. Foto berwarna 4x6 1 lembar
  3. Foto copy KTP 1 lembar

Adapun persyaratan bagi para jamaah yang mendaftar online, kalian perlu menyiapkan foto paspor yang akan di attach dalam form pendaftaran online vaksin dalam web ini .

Karena aku mendaftarkan secara online bagi Mama dan Mas ku, maka saat aku tiba untuk menyerahkan berkas pesyaratan pendaftaran vaksin ke bagian loket pendaftaran, aku hanya tinggal mengisi surat pernyataan kesediaan untuk di vaksin yang di tanda tangani oleh calon jamaah penerima vaksin yakni, Mama dan Mas ku. Oh ya, di dalam surat pernyataan itu juga ada keterangan kita menderita penyakit apa juga alergi apa, loh. Kita diwajibkan mengisinya jika ada, tapi jika tidak ya dibiarkan saja (tidak usah diiisi). Pendaftar vaksin online akan mulai dipanggil di jam 10.0 WIB dan tanpa perlu menggunakan nomor antrian seperti para pendaftar walk in. Untuk pendaftar online, nanti setelah isi berkas pendaftaran di web dan meng-attach foto paspor di web, kalian nanti akan dapat email verifikasi dari kespel yang isinya:
  1. Formulir pendaftar
  2. Tanda terima ICV

Tanda Terima ICV
Form Pendaftaran Online


Yang semuanya mesti di print out saat akan mendaftar di loket pendaftaran. Oh ya, jangan lupa siapakan no SK travel beserta nomer teleponnya saat akan mengisi form pendaftaran di web. Dan jamaah yang mendaftar online untuk vaksin, WAJIB dateng pada tanggal yang kalian isikan di web. Kalau kalian tidak datang di saat waktu yang ditetapkan, kalian harus daftar ulang via online lagi.

Saat aku sampai KKP, aku menanyakan alur proses vaksin kepada bapak-bapak berkumis tinggi yang menjaga meja pendaftaran, alhamdulillah... beliau ramah dan menjelaskan proses dengan jelas. Beda banget sama costumer care di ULP BSD pas lagi ditanyain proses pembuatan paspor bagi lansia yang gak punya akte guys. Sama-sama pelayanan publik sih, tapi beda banget perilakunya, ckck 😞. And FYI again guys, semua petugas di KKP Bandara Soetta ini ramah-ramah loh, baik petugas pendaftaran, petugas pemeriksaan, petugas pembayaran, petugas vaksin, dan petugas penyerahan buku kuning.

Saat itu,aku sampai KKP pukul 08.30 WIB, untuk menunggu waktu dipanggil, kami pun melipir ke masjid besar yang ada di sebelah KKP Bandara Soetta persis karena KKP Bandara gak dilengkapi AC atau pendingin ruangan sama sekali, jadi bener-bener engap kalau mau menunggu 1,5 jam disana. Jadi ya, kita putuskan untuk menunggu disana sekalian shalat dhuha karena spare waktu tunggu yang hhmm cukup lama juga sih, hehehe.
Nah ini dia nih penampakan masjid yang adem banget and cozy banget buat nunggu dibanding KKP Bandara nya sendiri. Rumah Allah mana sih yang gak bikin adem meski pendingin ruangan gak dinyalai dan kami hanya duduk di selasar masjid, tapi ademnya... Subhanallah banget!!! Kayak pake AC 5pk (lebay), tapi emang bener sih, hehehe 💞 😍 🙌.
 


Mendekati jam 10.00 WIB kami pun kembali menunggu di ruang tunggu panggilan pemeriksaan di KKP. Ya salam... rasanya udah kayak sauna gratis guys, saking penuhnya jamaah yang antri pemanggilan pemeriksaan juga, ditambah kipas angin yang lumayan gede muter, yang cuma ada satu-satunya di sebelah pintu masuk KKP nih guys. Oh ya, berikut ini alur kegiatan vaksin:
  1. Mengisi dan mengembalikan formulir pendaftaran berikut dengan persyaratan yang sudah kusebutkan di atas tadi dan menukarnya dengan nomor antrean
  2. Masuk loket 1 atau 2 untuk melakukan pemeriksaan awal (biasanya para jamaah akan ditanya usia, punya penyakit apa, alergi apa, dan sekalian di tensi darah-untuk jamaah yang saat di tensi darahnya kedapatan HIPERTENSI, biasanya jamaah ditangguhkan dulu untuk masuk ke tahap berikutnya, yakni vaksinnya nih guys. Jamaah yang tidak punya riwayat HIPERTENSI, tapi saat di tensi tekanan darahnya tinggi akan ditangguhkan, tapi kalau punya riwayat penyakit tersebut biasanya diperbolehkan untuk vaksin. Jamaah yang ditangguhkan biasanya sih di kasih spare waktu buat istirahat dan minum obat HIPERTENSI sekitar 2-3 jam untuk dipanggil lagi melakukan pemeriksaan tensi lagi)
  3. Membayar biaya vaksin di loket pembayaran sebesar Rp. 305.000,- (loket ini cuma melayani pembayaran cash loh guys, kalau pun kalian gak punya uang cash, kalian bisa mengambil uang di ATM yang hanya satu-satunya di KKP tersebut. Itu juga ATM BRI doangan loh)
  4. Masuk loket 3 untuk mendapatkan vaksin
  5. Menunggu buku kuning terbit di loket 4

Di loket 1 atau 2, biasanya akan dipanggil sekitar 20 jamaah langsung ke dalamnya. Kemudian di loket ke 3, biasanya dipanggil sekitar 10 jamaah sekaligus dan di loket 4 biasanya dipanggil sekitar 5 jamaah lah ya paling banyak. Oh ya, untuk pendaftar online setelah jam 10.00 WIB mereka akan dipanggil dan diselipkan 3-5 jamaah saja diantara para jamaah pendaftar secara walk in.

FYI, proses Mama dan Mas ku kemarin itu dipanggil pemeriksaan di loket 2 sekitar pukul 10.20 WIB, kemudian membayar ke loket pembayaran (Cuma loket ini yang antreannya paling cepet, gak sampai 5 menit deh kalo gak salah). Kemudian dipanggil ke loket 3 pukul 11.00 WIB dan di loket 4 sekitar pukul 11.30 WIB.

KKP bandara sendiri punya jeda istirahat makan siang dari jam 11.45 WIB sampai 13.00 WIB loh guys. Pada saat jam tersebut, mereka akan istirahat untuk memproses para jamaah untuk melakukan serangkaian prosedur vaksin. Hampir ketar-ketir sih saat itu, karena pengumuman istirahat oleh petugasnya sesaat setelah nama Mama dan Mas ku dipanggil untuk mengambil buku kuning di loket 4. Bayangin aja kalo telat, mungkin kami bakalan nunggu yang CUMA TINGGAL NGAMBIL BUKU KUNING AJA ba’da mereka istirahat nih. Alhamdulillah... Allah masih sayang kami, jadinya bisa kelar semua prosesnya sebelum mereka istirahat.

Selepas buku kuning sudah ditangan pun, kami mampir sekalian untuk shalat zuhur di masjid sebelah KKP tersebut. Lagi-lagi aku dibuat kagum, ternyata masjid tersebut gak cuma bersih dan adem banget, tapi setiap hari di masjid tersebut selalu diadakan kajian layaknya pengajian setiap hari ba’da zuhur loh. Hari itu kajiannya adalah tentang “Peristiwa Munculnya Ya’juj dan Ma’juj sebagai salah Satu Tanda Hari Kiamat”. Selain ada kajian harian yang dipimpin langsung sama ustadz yang ditunjuk masjid tersebut, karpet untuk shalat dan mukena yang disediakannya wangi-wangi banget loh kayak abis di laundry (semoga tiap harinya memang seperti itu ya wanginya, jadi betah lama-lama sujud di masjid itu).

Sayangnya, bilik shalat untuk wanita kurang luas, jadinya saat itu kami melaksanakan shalat zuhur hampir dalam keadaan dempet-dempetan (semoga perjuangan kekhusyu’an di tengah dempet-dempetan kami, saat shalat zuhur disana Allah limpahkan pahala. Aamiin...). sebenernya sih gak bakalan agak riuh andaikata ibu-ibu yang banyak berdatangan di masjid sana, bisa bersikap antre dengan tertib saat menunggu giliran mengenakan mukenanya. Sayangnya, banyak masyarakat yang kurang aware untuk hal itu, jadilah agak riweuh saat menjalankan shalat disana. Bayangin aja guys, saat shalat, di belakang, di samping bahkan depan kalian pun ada orang yang sambil berdiri nunggu giliran buat make’ mukena masjid yang saat itu lagi kalian pake’ buat shalat, risih kan??? (saat itu, baik Mama dan aku, sama sekali gak kepikiran buat bawa mukena, karena kami pikir tidak akan sampai zuhur disana).

Dan... akupun pulang sekitar pukul 12.30 WIB dari area KKP sana. Oh ya, di KKP ini kalau kalian parkir kendaraan di lapangan bola sebelah kantor pos depan KKP bandara Soetta, kalian gak perlu bayar parkir loh alias GRATIS. Oke segitu dulu ya review perjalanan untuk vaksin meningitis di KKP Bandara Soetta. Doakan mudah, lancar, selamat, dan berkah untuk Mama dan Mas ku yang akan berangkat umroh pertengahan Februari 2017 ini yah guys. Aamiin... 😍


Semoga bermanfaat 😉 😊