Sabtu, 31 Desember 2016

31 Desember 2003
Hari itu, rasanya aku tak benar-benar berada dalam jiwaku. Mendung seolah menghampiriku dan menghiasi sisa hariku sepanjang waktu itu. Ketika kulihat berbagai alat besar, selang panjang, kabel-kabel menjuntai, dan badannya terasa “anyep” hangat tidak dingin pun tidak. Ketika matanya enggan membuka, tangannya tak lagi merespon saat aku memegangnya, air mata sisa semalam masih menggantung di ujung pelupuk matanya.

“Allah... aku tak kuasa melihatnya, buat keajaiban bangunkan dia dari tidurnya. Buat ia kembali tertawa renyah seperti semalam saat aku makan malam bersamanya”.

Aku memutuskan keluar ruangan dengan banyak suara detak jantung bayangan bahkan khayalan. Rasanya tubuh ini lelah, gontai tak ingin lagi melihat dunia. Jangankan untuk mengisi perut meski cacing didalamnya menggeliat berkata “aku lapar!”, minum pun rasanya tak tertelan. Sungguh hari itu rasanya aku sendiri tak percaya akan merasa di titik ini.

Aku memutuskan pulang ke rumah siang itu. Berharap saat pulang nanti aku sudah mendengar bahwa lelakiku terbangun dan memanggil namaku. Lelakiku saat itu semalam memelukku, bercanda bersama meskipun makanan masuk ke dalam mulutnya penuh, merajut mimpi bahwa malam tahun baru beliau akan kembali pulang dan kembali menemani malamku.

Seketika lenyap semua mimpinya, seketika hanya jadi dongeng bahkan cerita biasa saat tetiba tubuhnya gemetar, tak terkontrol di bawah sadar meski telah dijeksi penenang, bahkan lidahnya mulai kelu saat lelaki tertuaku menyelesaikan tuntunannya membaca syahadat suci penyejuk kalbu.

Aku tertidur panjang sepanjang siang, hingga kudengar suara riuh di ruang tamu. Lelaki tertuanya membereskan meja dan bangku. Aku limbung, tak habis pikir kenapa tak hanya hati dan jiwaku yang berantakan, kenapa semua orang juga memulai perlahan membereskan semua perabot rumahku, ada apakah gerangan?

“Gantilah baju Nak, Ayahmu akan segera pulang”.

Entah apa yang ada di benakku saat itu, yang kutangkap saat itu benar bahwa lelakiku yang kutunggu di ruang terseram sepanjang hidupku yakni ruang ICU akan segera pulang, menemani malam pergantian tahun baru, dan bahkan takkan lagi absen menemani tidurku. Tak ada curiga dalam diri ini, yang ada hanya spontanitas aku mengucap syukur alhamdulillah, Allah benar-benar mengijabah doaku.

Aku pun bergegas mengganti pakaianku tentu saja setelah dipilihkan oleh bulekku pakaian putih sopan menandakan keharuan. Selesainya, daku terdiam menatap sekitar, ada yang menjahit bunga dengan benang, ibu-ibu berdatangan mengenakan kerudungan, baskom-bskom disediakan di sudut ruangan, dan depan rumahku persis tengah dipasangi tenda yang tak megah namun cukup untuk meneduhkan depan rumah.

Seketika itu pula kudengar kumandang pengumuman berita duka cita bahwa lelakiku telah meninggalkan aku dan keluargaku selamanya. sontak aku terperanjat mendengarnya. Bagaimana bisa, lelakiku diberitakan dalam pengumuman itu padahal dia akan pulang karena kesehatannya menunjukkan kebaikan begitu penjelasan lelaki tertuanya saat aku tadi terbangun. Aku bingung, aku ingin marah tapi tak bisa.

Perlahan rumahku ramai, tetanggaku sibuk mengusap kepala dan memelukku yang masih terduduk bingung linglung. Teman-teman mulai banyak berdatangan, tak banyak bicara hanya memelukku disana yang lagi-lagi masih terduduk mematung. Lag-lagi logikaku masih tak bisa berjalan menyadari semua keadaan yang jelas-jelas menunjukkan bahwa lelakiku benar-benar akan pulang selamanya, pulang ke pengharibaan Penciptanya. Meski sudah datang pula serangkaian bunga tanda duka cita di depan rumah.

Aku berdiri dari duduk mematungku, seperti ada yang menarik lenganku untuk bangkit meski aku sendiri masih tetap linglung tak ingin terbangun. Suara menakutkan dari sirine ambulans melengking-lengking rasanya memekakan telinga. Mobil putih bertuliskan “MOBIL JENAZAH” tepat memakirkannya jelas di depan mataku.

Setengah tabung putih besar diturunkannya dari mobil itu seraya diikuti kedua lelaki tertuaku menggandeng lengan wanitaku. Lalu nalarku mulai membisikkan, “Lelakimu pulang Ren. Pulang untuk selamanya dan bukan pulang ke pelukanmu, tapi pulang ke pelukanNya!”.

Allah...

Kiamat sudah dalam hidupku... Aku berlari hendak membuka tabung itu, ingin kubuktikan bahwa apa yang dikatakan nuraniku tidak lah benar. Meronta, meraung, berteriak, bahkan bersikap kalap benar-benar terjadi padaku hari itu. Banyaknya yang menghadang, memelukku, bahkan menggenggam erat tanganku pun tak kuasa membendung amukan dalam diriku. Entah apa yang membuat tubuh perempuan kurus 11 tahun saat itu, begitu kuat bahkan tak terbendung dari banyaknya genggaman dan cengkraman yang memegangiku.

Aku pun seketika jatuh tersungkur saat tabung itu terbuka dan memang wajah lelakiku yang ada di dalamnya. Tak sadar, tetiba aku sudah berada di ruang tengah dengan suara tahlil dan gema Yaasiin yang riuh rendah terdengar dalam rumah.

Kupandangi dari jauh meski lemas masih kurasa, meski hati masih tak terima, ternyata wajah lelakiku benar-benar sudah senyum dalam damai menemui penciptaNya. Ibu dan lelaki tertuaku menyambutku dalam peluknya, mengatakan semua akan baik saja. Lelakiku hanya pergi untuk sementara dan diriku masih tetap akan ditemani keluarga yang masih tersisa. Belum sampai menetes air mataku, badanku kembali terjatuh di sebelahnya dan lagi saat terbangun suara tahlil pengantar tidur yang biasa lelakiku bacakan saat malam menjelang, kini berbalik disuarakan untuk mengantar tidurnya dalam ketenangan.

Kudekati jasadnya, kupandangi lambat-lambat wajahnya, kuperhatikan sekujur tubuhnya, hingga lirihku berdoa, “Bangunlah Pah... Ayoooo bangun, jika kau bangun akan ku peluk erat engkau tak kulepaskan, akan kubuat riuhan canda tawa tak terhabiskan, akan kubuat bangga atas prestasiku bagimu tak terelakkan. Bangunlah Pah... Kau sudah dirumah!!!”.

Air mataku menetes kembali diikuti kejatuhan lunglai badanku. Lagi-lagi tubuh kurusku saat itu ditarik menuju ruang tengah menjauhinya guna menenangkan dan menyadarkan psikisku dari berita kelabu. Saat terbangun lagi, guru mengajiku menjelaskan lelakiku benarlah sudah pulang, namun perlu keikhlasan dan kesabaran tak terkira dalam diriku agar ia benar-benar bisa pulang dengan nyaman menuju rumah sebenar-benarnya rumah bagi seorang hamba. Rumah yang kelak nantinya wajib kau perindah melalu untaian doa, shalat sunah dan rangkaian amal jariyah. Rumah yang nantinya bisa kau bikin mewah seinginmu dengan sejuta pahala.

Ketika kembali kudekati jasadnya dengan tak lupa di kanan kiriku bahkan belakang badanku dijaga ketat oleh kerabat saudaraku takut-takut aku kembali lagi terjatuh. Kala itu kukuatkan hati, kutahan air mata, ku tegapkan kaki berpijak, dan kudekati bibirku mendarat tepat di  dahinya. Kukecup sekuat cinta yang ada dalam dada, kurasakan dinggin yang tak biasa dari dahinya, dan kuucap janji bahwa, 

“Aku akan menjadi seperti kau pinta Pah. Pulanglah dengan tenang ke singgasanaNya, pulanglah dengan damai kembali ke sisiNya. Aku akan kuat dan aku akan berusaha selalu ikhlas karena ini takdir terbaikNya. Pulanglah... Akan kuusahakan memewahkan rumah kita dlaam SurgaNya kelak...”.

Allumaghfirlahu warhamhu wa’afi i wa’fuanhu...

Dia lelakiku, satu-satunya lelakiku saat itu dan hingga kini. Ketika 13 tahun sudah hanya bisa kupeluk bingkai fotonya, kupandangi lekat wajahnya dalam pigura, dan kuusap-usap nisannya. 

Lelakiku yang tak pernah mengeluh meski terkadang kejamnya ibu kota sungguh membuatnya lelah bahkan terlalu banyak dikeluarkan dari tubuhnya keringat berpeluh-peluh

Lelaki yang tak pernah membiarkan anak gadis kesayangannya takut, anak gadis kesayangannya jatuh bahkan diliputi berbagai rasa cemas apapun bentuknya itu

Lelaki yang tak pernah bosan menjawab setiap pertanyaan konyol yang terlontar tak udah-udah dari mulut kecilku

Lelaki yang tak pernah bosan meminta hadiah peluk dan cium sepulangnya bekerja mencari dan mengumpulkan kehidupan yang indah bagi belahan jiwanya dan juga buah hatinya

Lelaki yang bahkan tak pernah kulihat marah meski berkali-kali ada saja ulah yang kubuat secara jelas dan nyata di depan matanya

Lelaki yang tak pernah absen melantunkan doa dan membacakan ayat suci penenang jiwa sebelum waktu tidurku tiba

Dan lelaki dengan segala kekurangan dan kelebihannya selalu membuat hidupku penuh warna bahkan sampai detik ingin kuakhiri tulisan singkat ini tentangnya, tak sanggup mewakili penggambaran secara nyata sepeti apa dirinya

Dia lelakiku saat ini, kemarin, esok bahkan saat aku mati nanti


Dia lah Pak’e ku, sang lelaki yang kuceritakan saat hari kelabu 13 tahun lalu

Foto ini diambil 25 hari sebelum Pak'e pergi
12 hari sebelum Pak'e harus berjuang melawan Arterosklerosisnya
Wisuda terakhir yang didatanginya

Rabu, 21 Desember 2016



SELAMAT HARI IBU MAMA...

Selamat hari ibu Mama kesayangan...
Terima kasih untuk semua doa dan harap yang selalu kau panjatkan
Terima kasih untuk semua peluh yang kau jatuhkan tanpa ada rasa mengeluh
Terima kasih untuk selalu kuat saat beban hidup rasanya mencekat
Terima kasih untuk selalu tegar saat langkah hidup ini mulai gentar

Maaf untuk selalu membuatmu was-was tak karuan
Maaf untuk beberapa mimpi dan pengharapanmu padaku belum sanggup kuwujudkan
Maaf untuk letih, jenuh bahkan penat yang selalu kau rasakan
Maaf untuk tanggung jawab atas diri ini masi menjadikan dirimu sebagai tumpuan

Ketika mimpi menetapkan karir di dunia pendidikan kutinggalkan
Dan memilih untuk menempuh jalur peraduan sendiri tanpa ikatan
Ketika hingga kini belum ada yang datang menemuimu menanyakan
Malah diriku sibuk untuk hal  yang tak karuan akan masa depan
Maafkan atas semua kekecewaan, ketakutan, bahkan pengharapanmu yang ku sia-siakan

Semoga Allah memberimu kemudahan, kelancaran, kesehatan, umur panjang juga keselamatan
Saat kau berkunjung ke kota suciNya sebagai aplikasi janjiku setelah mendapat gelar pendidikan
Agar 2 bulan ke depan semua janji mampu kutunaikan secara perlahan terwujudkan
Semoga Allah senantiasa meluaskan kesabaran dan keikhlasan juga padamu

Agar hidupmu selalu indah meski segala persoalan bergulir pergi seiring dengan waktu

Selamat hari Ibu Mamaaaaa..... 😍😘😘


Rabu, 21 September 2016

Be Nice in Ur Simple Life

Hidup kadang butuh liku-liku sebagai seninya.

Allah telah mengaturnya memang. Karier, kesehatan, usia, keluarga, jodoh, kematian, kesakitan, perasaan, dan hal menyedihkan pun jadi salah satu bagian kehidupan. Suka atau tidak, ya... semuanya sudah menjadi bagian yang mau tidak mau harus kau lewati sebagai bagian dari perjalanan hidupku. Meski rasanya tak karuan, meski kadang terasa menyesakkan, meski kadang kau merasa ini seakan “tak adil”, dan meski kau merasa tak jauh lebih baikan setelah melewatinya sesuai yang sudah digariskan. Yaaa... itulah kehidupan.
Saat kau melihat sekelilingmu bahkan teman terdekatmu jauh lebih mengasyikkan kehidupannya dibanding dengan kehidupanmu, percayalah, mereka juga pasti mengalami “roller coaster” yang sama kehidupannya denganmu. Hanya saja mereka masih mampu mengatasinya tanpa banyak mengeluh seperti yang nampak di luarnya. Ketika kau bertemu dengan mereka, mereka masih bisa tertawa bukan meratapi bahkan mengeluhkan apa yang sedang ia alami, bukan berarti dia tak memiliki hidup yang rumit seperti yang kau bayangkan.
Ada yang takdirnya baik meski tak perlu bersakit-sakit memperjuangkan kebahagiaannya. Ada pula yang tak selamanya diizinkan oleh Allah menerima kebaikan meski ia berusaha setiap hari menggapai mimpi tanpa henti.
Lalu untuk apa kau iri? Untuk apa kau protes? Untuk apa pula kau terus mengeluh? Apa dengan irimu itu bisa lantas mengubah hidupmu jadi lebih indah berwarna bak cerita dongeng saat kau masih balita? Apa dengan protesmu lantas Allah mengasihanimu dan memberikan keinginanmu dalam sekejap padahal melaksanakan perintahNya saja kau selalu bilang “nanti”? apa dengan keluhmu juga orang lain lantas memberikanmu kebahagiaan lebih dengan empati juga simpatinya padamu?
Sadarlah.... hidupmu adalah anugerah terindah dari Dia sang Maha Pencipta. Mungkinkau tak merasa, tapi banyak di luar sana menganggapmu jauh lebih beruntung dibanding kehidupan mereka. Meski mereka tak pernah tahu seberapa berat kau harus menjalani hidupmu, seberapa kuat kau harus menghilangkan rasa “trauma” mu, seberapa sering kau tertidur meski air mata masih menggantung di ujung matamu, dan seberapa kuat usahamu membangun intuisimu menjadi nyata bukan hanya isapan jempol dan mimpi indah belaka. Allah sudah mengatur semuanya. Kau ikuti saja alurnya, sambil sesekali kau usahakan halterbaik yang mampu kau usahakan untuk ke depannya.
Hidup ini mudah sesungguhnya, hanya saja keinginanmu melalui bisikan setan dalam berbagai rupalah yang membuatmu merasa sulit. Hingga kau jadi terasa sesak dan sulit untuk bergerak ke depannya. Letihmu kelak jika tak terbayar hari ini, maka Allah akan bayarnya nanti di dunia yang lainnya. Bersabar lah sedikit meski tak mudah, berusahalah lebih keras meski terasa sulit di hati dan di pikiran yang kau rasa, ikhlaslah lebih luas meski kadang rasa “terpaksa”tetap menghantui di belakangnya, dan tawakallah meski kadang kau merasa imanmu sedang berada di paling ujung titik terbawahnya.
Kuncinya.... jalani saja sebaik-baiknya perjalanan kehidupan olehmu. Lupakan rasa apapun itu yang membuatmu terbelenggu bahkan bernapas saja pun terasa tidak lagi ada makna yang bermutu. Sandarkan pengaharapanmu, mimpimu, bahkan anganmu padaNya. Jika kau tidak merasanya saat inni, nanti yang merasanya bisa jadi anakmu nanti, kemenakanmu nanti,atau bahkan generasi cucu cicitmu nanti. Hidup tak selamanya mewah, cinta indah, karier gemilang, badan dan wajah rupawan, bak cerita fiksi Korea yang biasa kau tonton seharian.

Allah sebaik-baik skenario kehidupan. Percayalah saja itu!!!

Sabtu, 07 Mei 2016

April Birthday

Flasback April 2016 again...
Yappp... meski ngeblognya telat pake banget, tapi gapapalah aku cuma pengen mengabadikannya dalam bentuk ingatan lain. Seenggaknya saat nanti aku kangen masa lalu, aku nggak perlu sibuk merecall memory ku, karena aku kapasitas dan kemampuan otakku, gak kuat nampung banyak memory boo... Hehehe. Oke... bulan April adalah bulan dalam satu tahun dimana harus paling banyak ngeluangi waktu untuk bisa quality time dan beliin beberapa pernik kado. Yappp... bulan April ketiga orang tercintaku ulang tahun dalam satu bulan #pusingpalaPujiatinihgaes. Ckckck. Yang pertama, keponakan tercantik yang paling bohay (ayahnya -the same as my older brother- ngasih sebutan kesayangannya ini loh!), yang paling cerewet, paling jutek, paling centil, dan paling paling deh pokoknya pada tanggal 17 April kemarin tepat 3 tahun. Doi udah sibuk banget pake baju bagus lengkap dengan hafalan nyanyian “Selamt ulang tahun” dari yang udah doi sering dengerin tiap dateng ke undangan ultah tetangganya, dan dengan sindiran mengena nan halus nanya kado buat dia dari aku.
Mas Djoko full team (ini ayah ibunnya Almahyra)
Yaaa... untungnya hari itu aku baru banget pulang dari pasar Tanah Abang lengkap dengan kelaperan, kehujanan dan kebanjiran sepanjang jalan dalam rangka beli perlengkapan lebaran dan hadiah untuk dua orang kesayangan. Dan pada tanggal 18 April tepat sehari sesudahnya, my real superwoman Mom berulang tahun yang ke 59 tahun (hhmm.. udah lebih dari setengah abad yan gaes). Meskipun surprise kue kecil-kecilan dengan lilin seadanya (bekas cucunya yang kemarin tiup lilin juga) tapi semoga aja teteap berkesan dan sedikit membahagiakan Mama lah dengan segala upaya bentuk kasih sayang dan kepedulian kita terhadap hari besarnya (meski beliau sendiri aja nggak pernah inget kapan ultahnya).
My beloved super duper woman Mom
Dan satu lagi, keponakan paling ganteng nan shalih yang paling gede badannya (gaes dia tingginya uda sedadaku loh padahal masi panjang banget fase pertumbuhannya) berulang tahun yang ke 6 tahun tepat pada tanggal 24 April. Keponakan paling diem, paling kalem, paling ambekan (maklum anak tunggal), paling nerimo (nggak pernah neko-neko minta kado) dan yang paling susah ngomong “R” (padahal tahun ini niatnya masuk SD).
Dari sebelah kiri: dede Fatih, Ateu cantik, kaka Alma, dan Mas Azzam
Yappp... mereka semua berung tahun tepat pada bulan yang smaa loh gaes. Doa dari ateu cantikmu dan anak gadismu gak muluk-muluk kok Alma, Azzam, dan Mama “Semoga Allah senantiasa memberi kesehatan tanpa batas, panjang umur, sukses dalam segala hal, makin berkah hari-harinya, dan semakin dekat dengan Allah dalam urusan ibadah dunia maupun akhiratnya.” Dan khusus untuk dua keponakan ter-unyu dari ateu cantik adalah “Semoga kalian menjadi anak yang cerdas, berprestasi dan berakhlak baik”. Satu doa khusus lagi untuk Mama adalah “Semoga Mama tetap disini nemenin aku sampai aku nikah, sampai aku punya anak, sampai aku lelah bahagia pokoknya jangan kemana-mana ya Ma!”. Aamiin ya Rabbb... Istajib du’a....

Love always from ur beauty aunty and beloved daughter 

Outbond Training

Flashback last month (April 2016)
Pada tanggal 2 April lalu, aku bersama karyawan guru dan staff mengikuti kegiatan outbond training di daerah Sentul, Bogor tepatnya di Villa Rosso Sentul. Schedulenya sih berangkat jam 6 WIB PAGI... Hhhmmm... Kebayang dong malesnya hari itu karena weekend dan masih tetap harus sampai di sekolah pagi. Biasanya jam segitu baru bangun subuh #ngacooo... Hehehe... Jalanlah aku ke sekolah jam 5.45 WIB dan tepat sampai di sekolah jam 6 tepat #pembalapsejati... Hehehe... Dan saat tiba sekolah, cuma aku doang yang baru sampai. Dalam hati “Udah pada berangkat ya? Aku telat dong!!!”. Satpam sekolah pun nyeletuk “Teladan banget miss sesuai jadwal! Yang lain aja pada belum dateng. Hehehe”. Oh my God, udah hampir jantungan tadinya mah tapi malah nggak jadi karena ternyata semuanya emang belum pada sampe. Dan ekspresiku cuma nyengir kuda setelah pak satpam bilang gitu (entah siapa lah nama pak satpamnya padahal udah 9 bulan kerja bareng disana tapi masih belum tahu namanya) #sorryyapak. Singkat cerita ternyata di grup rame kalau keberangkatan diundur sampai jam 7 pagi karena bus kampus belum dateng supirnya sedangkan kabar di grup sampainya di jam 6.20 #jengkel-jengkelgemes #introspeksiakuyangmasihsukatelat. 

Tepat pukul 7 teng kamipun berangkat. Dan di sepanjang jalan yang aku lakukan adalah HIBERNASI karena katanya outbondnya bakalan capek jadilah sepanjang jalan kenangan itu aku tidur #alibi. Akhirnya sampai juga di TKP tepat pukul 9 karena maceto dan medan tempuh ke dalam villanya menantang banget gaes. Untung supirnya udah berpengalaman banget dan sedang bahagia karena dapat reward dari pihak yayasan atas kinerja dan pengabdiannya selama 15 tahun ini (salut banget sama beliau). Medannya dari mulai jalan melebar sampai jalan menyempit yang cuma bisa dilewatin ukuran 1 bus kampus kami (seukuran metro mini lah ya) dengan di sisi kanan dan kirinya rimbun pohon bambu dari yang tegak sampai yang bengkok. Medan perjuangan jalannya pun nggak Cuma sampai disitu ekstrimnya gaes, dengan akses tanjakan dan turunan yang lebih curam dari luka hati yang paling dalam #eeeaaa lebay, kamipun akhirnya sampai di tempat. Sampai di villa, kami disuguhi welcome breakfast sesaat sebelum acara dimulai dan sambil menunggu persiapan kita yang rempong untuk ganti kostum outbond.
Full team yeyeye


Oh iya, kali ini sekolah kami bekerja sama dengan pihak outbond Synergy Indonesia (www.synergy-outbound.com/) dalam penyelenggaraannya. Ice breaking dan introducing pun dimulai, dari babak awal aja udah seru banget gaes. Ngelatih konsentrasi kita dan ngelatih kegigihan serta keseimbangan tubuh kita juga karena kita diharuskan berjalan dan melakukan semua kegiatan di tanah rumput yang cukup licin saat itu (ya maklumlah mungkin pengaruh El Nino jadi musim hujannya baru datang lagi saat bulan April dan tepat sehari sebelum hari H-nya, turun hujan jadilah becek #kepanjangan... hahahaha). Balik lagi ke acara inti, disana kami outbond beberapa games diantaranya super trap, magic stick, ring toss, crazy volley, dan satu lagi tapi lupa namanya pokoknya jenis games yang mesti ngegendong, narik, dan ngelewatin tali tanpa boleh nyentuh tanah. 

Semua games disini rata-rata main fisik semua gaes cuma magic stick aja yang main strategi tanpa pake fisik ekstra, beda sama keempat games lainnya. Dan yang mesti kamu tahu, berhubung proporsi tubuhku yang agak tambun, dan tidak memungkinkan untuk digendong maupun ditarik, jadilah kita-kita ini (nggak mau kalah nyari massa dengan anggota lain dari kelompok kami yang berbadan agak wah juga) mengikhlaskan diri jadi kasur selama games berlangsung. Seru gaes semua gamesnya. Banyak pesan terselip juga di setiap games yang kita laluin karena setelah games selesai kita diberikan 10 menit untuk review mengenai “Manfaat apa sih yang bisa kita terapkan dari games tersebut untuk diaplikasikan dalam kerja kita sehari-hari?”. Nah.... dari situ deh kita dapat pengalaman seru, meengasyikkan, melelahkan dan memberi pelajaran utama yang khusus dalam aplikasi pekerjaan. 

Nggak cuma itu gaes, setelah outbond training tersebut, kita khususnya aku sih, makin mengenal karakter setiap rekan kerja kita dalam kesehariannya. Dan yang mesti kamu tahu nih gaes, dari acara itu juga aku jadi tahu gimana harusnya bersikap kepada masing-masing dari rekan kerjaku supaya kita gak saling menyakiti dalam hal apapun, terutama saling bekerja sama tanpa ada dusta diantara kita eh maksudnya tanpa ada beda kasta dalam diri kita. Karena kita kesatuan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik ke depannya dan semakin berSYNERGY untuk ke depannya #iklanbanget. Hehehe. Dannn... timku saat polling suara dan score jadi juara 1 loh gaes. Wuuuaaaah penghibur banget nih dari rasa pegel dan capeknya pas pulang. 
Our team as a winner :D

Hhhmmm... dan akhirnya kegiatan outbond tersebut pun selesai, kami pulang pukul 5.30 sore dan sampai di sekolah dalam keadaan sehat dan selamat pada pukul 9 malam sangking macetnya di JAGORAWI #hufft.... 

Sabtu, 26 Maret 2016

Its still about my day...
Tepat minggu ini yang jatuh pada bulan ini adalah jatahnya long weekend. Gak kemana-mana sih, cuma ngabisin nonton drakor, makan, tidur, beres-beres rumah dan begitu aja terus kegiatannya #monoton banget ya gak sih???
Beberapa malam yang lalu, Pak’e datangdengan wajah muramnya. Entahlah pertanda apa... tapi berasa beban jadinya karena sudah hampir setengah tahun tak mengunjunginya. Hmmm... mungkin beliau minta dijenguk kali ya??? Karena biasanya aku selalu rutin untuk tidak absen mengunjunginya dalam sebulan. Really sorry Dad.

Meski Pak’e sudah lebih dari 1 dasawarsa kembali ke pemilikNya, tapi rasanya baru sebentar perginya. Yuppp... hari-hariku memang lebih berat saat tak lagi ditemaninya. Menjadi remaja hingga mendewasa tanpa kehadirannya padahal ketergantunganku terhadapnya hampir sama beratnya dari efek zat adiktif pada orang yang mencandunya. Sebelumnya biar aku throwback 13 tahun lalu.
Allah menitipkanku sama sepasang manusia yang luar biasa indahnya, ya mereka sering kusebut Mama dan Pak’etiap harinya. Kedua orang yang tak pernah absen mencurahkan doanya, tak pernah lelah membahagiakan hari-hari saya sebagai titipanNya, tak pernah meminta balas atas apa yang telah dilakukannya untuk saya, dan selalu menjadikan saya sebagai permata dan berlian dalam kehidupannya.

13 tahun semua hari-hari kulalui tanpa rasa sedih bahkan sedikitpun merasa kurang kesehariannya. Hingga akhirnya tepat apda tanggal 31 Desember 2003, Pak’e yang selalu menjadi guru, menjadi real superhero ku, harus kembali menghadapNya. Beliau pergi karena Arteroschelerosis yang dideritanya. Hidupku berotasi, tidak banyak memang, tapi efeknya sungguhlah luar biasa. Hidup dan dan tumbuh menjadi remaja hingga mendewasa dengan absen keberadaannya tidaklah mudah. Tapi Allah menitipkan satu wanita luar biasa sepeninggalnya. Yaa... dialah Mama yang merangkap jabatan menajdi kepala keluarga di keluargaku sepeninggal Pak’e. Tak pernah mengeluh, kerja keras, selalu berusaha yang terbaik, tegas, disiplin, dan menanamkan nilai-nilai kehidupan yang luar biasa dalam kehidupanku.

Pak’e memang sudah tak lagi bersama dalam hidup yang nyata tapi aku tak pernah absen mengunjunginya dan mendoakannya. Berharap saat di hari kekal nantinya kita tak lagi merasakan pedihnya perpisahan. Dulu... saat sebelum dan sesudah ujian di sekolah tanpa absen aku mengunjunginya. Kegiatan rutin yang tak pernah aku tinggalkan. Bahkan sesudah sidang hingga sehabis wisudapun aku mengunjunginya. Menyampaikan laporan padanya bahwa aku masih tetap menjalankan keinginan sesuai janjinya.
Ya.... dulu aku pernah mengikat janji padanya di hari terakhirnya, bahwa aku akan menjadi sarjana seperti yang ia lakukan pada kedua kakakku yang lebih dulu menjadi kebanggaannya. Aku memang terpaut jauh usianya dengan kedua kakakku. Jadilah aku menjadi tumpuan harapannya sehingga tepat di hari kebersamaan kami beliau memintaku untuk berjanji menjadi sarjana entah bagaimanapun caranya.
Dannnn.... alhamdulillah berkat dengan kuasa Allah aku bisa menunaikannya. Pak’e seorang lelaki yang visionaris, tegas, disiplin, ulet, namun tetap humoris dan hangat dalam kesehariannya benar-benar amat kurindukan saat ini, tak hanya saat ini sih tapi dari dulu sampai sekarang. Entahlah... meski kami beda dunia, meski kami beda tanggungjawab lagi, meski kami tak lagi bisa memeluk satu sama lain, dan meski kami tak lagi saling bertatap muka tapi aku percaya bahwa beliau melihatku disini dari arsyNya. Aku benar-benar merindukanmu Pah....

Semua yang kukenal dan menyayangiku sepeninggalnya, satu persatu telah kembali menuju penciptaNya tanpa sempat aku membalas pengorbanan dan kasih mereka. Aku mengadukannya pada Pak’e berharap dia mendengarnya dan memelukku perlahan seraya berkata, “Allah lebih menyayangi mereka nak, Allah kelak memberimu pengganti yang terbaik yang telah disiapkanNya tanpa pernah kau duga. Karena sekiranya sudah takdir alam bahwa akan ada yang pergi dan ada yang datang menggantikannya. Tak usah sedih, karena Pak’e tak kan meninggalkanmu seperti mereka.” Meski tak bisa menjadi nyata, tapi aku percaya bahwa beliau juga akan melakukan hal yang sama seperti imaginasiku saat mendengar kisah anak gadis satu-satunya yang menjadi kesayangannya. Anna uhibbuka fillah Pak’e    

Jumat, 18 Maret 2016

Mbak oh Mbakkk

Well, hari ini hari dimana hari BAPER sedunia... Why??? Karena ini hari ini hormon progesteron dan esterogen dalam tubuh saya lagi mengalami increase & decrease dalam waktu bersamaan sehingga menyebabkan dinding endometrium meluruh yang biasa terjadi sebulan sekali dalam tubuh wanita terutama saya. Hhmm... peristiwa ini biasanya disebut dengan menstruasi #penjelasannyapanjangbanget.... 
Hasil gambar untuk animasi sakit perut pms
Well, hari ini menyebalkan juga karena masalah internal yang amat sangat classic sih sebenarnya, kenapa dibilang classic??? Karena memang kayaknya masalahnya nggak pernah mau beranjak pergi, yaaa jadinya masalahnya itu lagi itu lagigak udah-udah.
Kembali lagi dengan masalah mbak ART di rumah mamas yang kembali mogok. Bayangin yah... mamas dengan kerjanya yang super duper sibuk dengan istrinya yang bahkan nggak kalah jauh sibuknya dengan intensitas kerja dari matahari mulai nongol sampe ganti bulan yang jadi nongol, tanpa prepare sebelumnya harus kehilangan sementara (katanya sih gitu) mbak ARTnya. 
Hasil gambar untuk asisten rumah tangga
Oh ya... yang bikin mumetzzz sebenarnya sih dengan kehadiran keponakan cantik dan ganteng yang unyuuu abisss tapiiii masih batita dua-duanya (nahh ini nih yang bikin mumetz berkepanjangan gak udah-udah).
(kaka Almahyra - 3yo and dede Fatih 1,5 YO)
Akhirnya Mama yang usianya sudah gak lagi muda bahkan memasuki usia lansia harus memantapkan kaki, hati, dan badannya untuk bisa momong dua bocil-bocil ini. 
(Mom with kaka Alma)
Oke let me introduce my super duper Mom first. Mama... seorang ibu luwaarrr biyasa tangguhnya karena beliau harus menjalani dua peran sekaligus yakni sebagai Mom & Daddy dalam 13 tahun belakangan. Yaaa.... beliau menjalani peran ganda ini tak lain dan tak bukan karena Pak’e yang menjalani superhero dalam kehidupan nyataku kontraknya sudah habis di dunia, jadilah Mama mengemban tugas ganda ini. Mencari nafkah lewat usaha niaganya, mengurus aku yang saat itu masih unyu-unyu dan yang tak pernah terlupakan, beliau jadi satpam 24 jam di rumah demi kami yang semuanya itu seharusnya dilakukan oleh Pak’e saat beliau masih menjalankan perannya dan belum habiskontraknya. Next, saat ini Mama memasuki usia hampir 60 tahun, tepatnya sih tahun ini 59 tahun. Dengan usia yang segitu Mama masih harus mengerjakan perannya seperti saat masih gagah dulu dengan momong dua bocil-bocil ini dari matahari belum keluar sampai bulan yang jadinya terang. Kebayang kan ya buat jalan saja beliau masih ngerasa banget sulitnya karena bobot tubuh beliau mencapai 75kg untuk ukuran tinggi badan 150cm. Belum lagi ditambah dengan penyakit rupa-rupa yang biasanya umum ngedatengin manusia yang nantinya memasuki usia lansia yaitu kolesterol, hipertensi, & asam urat. Dannnn... satu lagi beliau masih punya riwayat sakit paru-paru yang turunan dari almh. mbah uti (ibunya Mama). Eitss.... belum selesai, Mamaku yang superwomen ini juga masih aktif berniaga dan menajdi penggerak kebersihan di kanan kiri depan belakang rumah.nah... sekarang kebayang gak kalo tiap malem kita nangis sendiri ngeliatnya tidur kelelahan dengan semua aktifitas kesehariannya tanpa jeda. Ngeluh sih terkadang, tapi ketika mamas dan kakak iparku datang beliau ngerasa dan berusaha nunjukkin kalau beliau itu fine-fine aja bahkan sangat strong dengan kegiatan yang bener-bener menyita waktu istirahat untuknya di usia segitu.
Hasil gambar untuk reny pujiati
(Doc. 2008)
Ya... Mama nggak pernah sedikit pun ngeluh apapun dihadapan semuanya (read: mamas dan kakak ipar) meski beliau tidur gak pules karena kerap kali batuknya datang saat beliau lelah dengan segala aktifitas kesehariannya, seringkali mengigau karena gak pernah makan sangking lelahnya, dan sampai-sampai harus merelakan separuh waktu tidurnya untuk mempersiapkan diri melakukan aktifitas esok paginya. Sedih gak sih ngeliat tiap hari begitu??? Ya.... meski baru beberapa hari tapi tetep aja hati gak bisa boong kalau ikutan nangis sebelum tidur karenanya. Bukan menangis karena sering mendapat bentakan dan ucapan kasarnya sebagai pelampiasan kalau beliau emang tired too much, tapi lebih kepada kasian dan gak mau kenapa-kenapa sama beliau dengan sejuta dan segudang aktifitasnya. Ngurus batita lohhh usia segitu!!! Dengan kaki yang mungkin udah nggak kuat lagi buat lari ngejar ponakanku yang unyu nan menggemaskan lagi nyoba kekuatan larinya di luaran rumah.
Hasil gambar untuk asam urat animasi
(mama sering banget ngeluhnya begini :'(( )
Entahlah... kenapa mamas yang dulu digadang penyayang dan penurut banget sama Mama bisa bersikap demikian. Seolah ngerasa itu semua fine and fair untuk Mama tanpa tindakan nyata berusaha mencari jalan keluarnya sebagai kepala keluarga dalam keluarganya. Emang sih nyari mbak zaman skearang itu kayak nyari jarum di tumpukan jerami, tapi stidaknya mbok ya berusaha gitu nyari konfirmasi ke mbak-mbaknya yang lagi cuti kapan kira-kira baliknya. Apalagi nanti istrinya mesti dinas ke luar kota weekend ini. Hhhmmm... tambah gak kebayang kayak gimana rasanya badan Mama.


Allah... please give enough healthy and more power for Mom. Show us the way to getting another “mbak”. Aamiin   
Hasil gambar untuk sesudah kesulitan pasti ada kemudahan  

Kamis, 17 Maret 2016

Introducing

Haihaihai……
Ceritanya mau mulai nulis di blog yang baru lagi nih. Mmm… sebenarnya udah lama dan punya blog lain juga sih tapi isinya gitu-gitu aja… Dan rekan seperjuangan dulu sewaktu masih kuliah itulah yang bikin semangat untuk nge-blog lagi dengan alamat blog yang baru. Namanya Eny Rahayu. Doi juga punya blog yang selalu diisi dengan kisah kesehariannya. Sssssttttt….. Aku juga pernah jadi aktris dalam isi blog nya loh ^_*. Ini nih blognya.
 (ini dia nih Eny Rahayu)

Sebenarnya aku sudah aktif sebelumnya di blog yang lama, tapi berhubung dulu masih“alay”dan lagi“puber” maksimal isi blognya karena cuma cinta-cintaan aja. He-he-he… #maklummasihpuber. Wkwkwk. Ini nih alamat blogku yang lain. #checkittooyagaes.

Daaaaannnnn….. gak cuma rekan seperjuangan aja yang bikin jadi  semangat nge-blog lagi karena dosen favoritku dulu, beliau juga yang pertama kali mencetuskan kepada kita untuk aktif nge-blog supaya catatan keseharian kita nantinya bias jadi bahan refleksian diri kita di masa mendatang… #aamiin… Beliau gak cuma menginspirasi aja, tapi juga mendorong dengan paksaan secara halus. Why I can say like that??? Karena semua tugas saat kuliah dulu awal mulanya kita harus nge-blog setiap ngumpulin catatan atau tugas. Gak Cuma itu aja, kita sampai bikin diskusi online via socmed lainnya untuk bahan nilai UTS dan UAS… Bener-bener melek teknologi banget khannn??? Dannnnn…. Yang paling amaze dari dosenku yang satu ini adalah beliau selalu open minded terhadapsemuacurhatan kita dalam bentuk apapun. Contohnya nih ya, dulu waktu diskusi dan bimbingan skripsi beliau gak pernah membatasi sama sekali aku untuk membahas skripsiku bersamanya dengan semua socmed apapun, gak mesti by email tapi bisa juga melalui facebook, twitter dan blog saat itu. Bahkan kadang aku sampe jiper sendiri karena agak ngerasa minder gimana gitu pas lagi konsul skripsi, sumvahhhh… beliau itu melek teknologi bangettt… Beliau sampai beli web sendiri loh untuk kegemaran menulisnya ini. Beliau bilang sih ini bagian dari hobbinya biar gak bored. Nih dia webnya.
(dannn ini dosen ku yang amaze banget no gaptek loh gaes)

Okeenough sudah reason kenapa aku mulai nge-blog lagi. Its me time. Okeee… Let me introduce myself #soknginggris… Aku Reny lulusan UIN 2015 berumur 17 tahunn #ahahahangarep dan merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Of course, im the youngest around my dad’s fam.
Karena anak bontot capnya, jadilah aku punya watak yang agak manja dan terkesan agak introvert. Bukan karena sok atau arogan, tapi lebih karena aku emang orang yang pemalu banget karena pak’e (#sebutanuntukrealheroinmylife – daddy) gak pernah gak  absenuntuk ngasih perhatiannya ke aku. Sampai kalau pergi kemanapun beliau pasti dengan bangga ngajak aku, sekalipun cuma ke tukang pangkas rambut…
(ini editan loh gaes. setidaknya meski beliau sudah beda 13 thn tapi aku masi pengen beliau juga jadi saksi sejarah perjuanganku selama 4,5thn disana ya gak secara nyata cukup dalam foto saja sudah alhamdulillah)
                                              
Hmmm… jadi agak ngelantur… Oke kembali ke pokok cerita, saat ini aku bekerja di salah satu sekolah swasta di daerah Pondok Aren Jombang. That is my job, I choose to become a teacher (Coming soon ya cerita di sekolahnya). Hari-hariku dihabiskan dengan menjadi pengajar portable yang mesti pindah sono sini tiap detik dan waktunya. Mesti bersahabat dengan hujan, mendung, petir, angin dan debu jalanan di kala musim hujan dan kemarau melanda #ceilehbahasanya. Kegiatan ini udah jadi makananku sehari-hari lebih dari 5 tahun #hmm...lamajugaya? cukup lama memang aku terjun disini karena sejak lulus SMA aku sempet mikir untuk nggak ngelanjutin kuliah karena saat itu pikiranku hanya fokus bagaimana secepatnya bisa membahagiakan Mama tanpa lama... Tapii... janji ke Pak’e lebih kuat influence nya gaes... Beliau pengen banget cewek semata wayangnya ini harus jadi sarjana tanpa kata tapi. Akhirnya setelah malang melintang ngikut ujian dan bimbel sana sini, masuklah aku pada pilihan yang membuat gamang, dulu sih plannya pengen banget masuk univ di Bogor dan setelah lulus langsung ngebanker, tapinya eh tapinya Mama gak ngasih restunya untuk kuliah disana (saking pengennya sampai sekarang piagam karena diterima di univ sana masih rapi tersimpan di lemari berkas loh :’)). 
Mama akhirnya memberikan restunya aku sekolah di UIN Jakarta (yaa gak jauh-jauh lah dari rumah). Hingga akhirnya bersekolah lah aku disana selama 4,5 tahun dengan rupa-rupa ceritanya (Coming soon ya cerita di kampusnya). Tadaaa..... jadilah aku lulusan pendidikan yang harus menjalani kesehariannya menjalankan visi dan misi mulia sebagai guru. Yaaa.... meskipun pengen banget sih masih bisa kerja ala-ala kantoran dan ngebanker seperti plan pas masih SMA dulu. 
(graduated on 24 may 2015)
But, i know Allah always give the best with His blessing and destiny for our life.

and i believe it so much :)
Well, kayaknya cukup segitu aja ya perkenalannya... see u another story gaes...


yeahhh.... its me :D